What’s the point anyway?

Posted in:

Aku baru saja menghabiskan makan malamku ketika aku menulis semua ini. Aku sebenarnya ingin menulis sejak beberapa minggu lalu, terlebih lagi ketika aku mendapatkan keyboard baru yang selama ini aku (setengah) idam-idamkan. Harga keyboard ini 4 kali lipat dari yang biasa aku gunakan sebelumnya, dan memang semua terasa lebih nyaman terutama ketika aku gunakan untuk bermain game.

Sudah lama rasanya sejak terakhir kali aku menulis. Aku selalu berpikir bahwa semua ini benar-benar tidak ada artinya, aku menghabiskan waktu untuk menulis sesuatu yang tidak begitu penting dan rasanya tidak ada hal yang membuatku bisa konsisten untuk itu. Lucunya, aku selalu merekomendasikan orang-orang untuk mulai menuliskan isi pikiran mereka. Betapa munafiknya diri ini.

Hidupku akhir-akhir ini terasa kosong, tidak ada hal yang begitu menarik dalam kesehariannya. Aku sedang mencoba untuk berinteraksi dengan banyak orang, mulai kembali memasuki perabadan. Meskipun hariku kosong, kepala ini rasanya tidak pernah bisa berhenti berpikir meskipun aku sedang dalam keadaan idle. Bahkan untuk sekedar tidur siang tanpa bermimpi pun rasanya mustahil.

Aku pernah cerita perihal mimpi-mimpi ini kepada salah satu temanku kala dulu. Dia bilang, aku bisa saja mengidap depresi. Yah, mungkin saja dia benar. Tapi aku rasa aku tidak selemah itu (suatu kebohongan besar). Setidaknya, aku tidak mencoba untuk mengakhiri hidup ketika dihadapkan dengan patah hati. Sepertinya itu sudah menjadi bagian dari rutinitas tahunanku, haha.

Hari-hari kuhabiskan dengan mendengarkan musik jepang yang aku rasa aku bisa relate dengan lirik-liriknya. Tidak jarang aku mengikuti bahkan menghafal lantunan-lantunan nada dan merasa percaya diri dengan suaraku yang padahal setelah aku dengar kembali, jelas-jelas terdengar seperti orang teriak minta tolong. It’s just that awful. Oh well, what can i do about it? at least i enjoy singing as much as listening to the songs.

Rasa-rasanya tidak ada alasan yang cukup kuat untukku menjalani keseharian, semua terasa hampa dan tidak begitu berarti. Aku tidak punya ambisi yang membuatku lari tergopoh-gopoh mengejarnya, aku tidak memiliki suatu keinginan berarti untuk aku kejar. Aku rasa aku akan begini untuk beberapa waktu kedepan. Jujur saja, terkadang aku juga ingin dipandu dan diperhatikan dalam hidup. Aku lelah.



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *