Aku jahat.

Posted in:

Aku sadar aku ini bukan orang baik, aku hanya mencoba untuk menjadi baik. Lagipula, standar baik tiap orang itu berbeda. Aku memang tidak menyandarkan seberapa baik diri ini berkelakuan berdasarkan pendapat orang lain. Tapi setidaknya, sesekali opini orang bisa menjadi tolak ukur diri karena tak jarang diri merasa cukup padahal banyak yang merasa terluka.

Konteks dari tulisan kali ini sama seperti biasanya, hanya curahan isi kepala yang sebenarnya tidak begitu penting untuk diutarakan. Aku hanya menulis dengan spontan tanpa ada persiapan. Komitmenku terhadap konsistensi dalam menulis sepertinya terbukti dalam website ini, dimana aku mengalami kesulitan yang tinggi untuk menjaga ritme kebiasaan hidup. Entah itu karena rasa malas, bosan, atau alasan klise lainnya seperti tidak ada inspirasi untuk menulis.

Akhir-akhir ini aku banyak menemui orang baru, sekaligus menghindari orang-orang lama bahkan untuk urusan pekerjaan sekalipun. Aku ini hipokrit, keadaan menunjukkan bahwa aku ini masih butuh banyak materi namun aku malah bersikap acuh tak acuh terhadap hal itu. Untungnya aku masih diberikan privilage untuk bisa bersikap seperti itu. Mungkin kalau aku berada di posisi sekarang bertahun-tahun lalu, aku akan berusaha keras untuk mencari pekerjaan.

Aku ingin meminta maaf kepada semua yang pernah dengan atau tidak sengaja aku buat sakit hatinya. Entah itu sekedar teman, rekan kerja, maupun mantan-mantan kekasihku yang sudah lama tak lagi saling berkomunikasi. Aku juga ingin meminta maaf kepada orang-orang yang sampai saat ini masih berusaha untuk menghubungiku karena urusan lama, dan sampai saat ini aku tidak kunjung memberikan jawaban. Berat rasanya bagiku untuk kembali berkomitmen dengan orang, rasanya aku hanya ingin sendiri saja ditemani orang-orang yang bisa benar-benar mengerti aku.

Tanpa sadar aku membuat lingkaran hidup baru dan perlahan membuang dunia lama. Dan mungkin karena hal itu akan ada pihak-pihak yang merasa dirugikan, seperti client-client lama yang masih membutuhkan bantuanku. Bukannya aku tak mau, sungguh. Aku hanya sedang merasa tidak ingin berurusan dengan hal yang berhubungan dengan itu.

Beberapa bulan kebelakang setelah aku tak lagi memiliki pemasukan, aku mulai sibuk di dunia online streamer atau digital influencer. Bukan sesuatu yang baru, bahkan mungkin aku rasa aku sendiri sedikit terlambat melakukannya. Namun pada akhirnya, terlambat lebih baik daripada tidak sama sekali. Dan aku bersyukur karena setidaknya mentalku bisa terselamatkan karenanya. Aku merasa akan gila jika andai saja aku tidak seperti sekarang.

Salut aku kepada kakak perempuanku yang sampai saat ini sudah 2 tahun tidak pulang ke rumah dan masih juga struggling untuk hidup di Jakarta. Dia hidup berkecukupan, namun hampir terisolasi dengan kehidupan sosial bahkan dengan keluarga sendiri. Memang itu pilihan dia untuk hidup seperti itu, namun tetap saja pasti sangat berat. Ganbatte, onee-chan!

***

Tahun ini menjadi salah satu tahun berat yang dihadapi semua orang, termasuk diriku sendiri. Dimana kehidupan sosial dan ekonomi mengalami penurunan yang berat. Orang-orang kehilangan pekerjaan, anak sekolah terpaksa diam dirumah, sementara para pedagang kebingungan mencari sumber pemasukan.

Beruntung sang aku, memiliki seorang ayah yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil yang setidaknya untuk ekonomi masih bisa terjaga sehingga selalu ada santapan diatas meja meskipun tak seberapa. Beruntung juga sang aku, bertemu orang-orang yang kini bisa menghabiskan hari-hari bersama dalam canda tawa suka ria, pun dengan duka lara yang tak jarang datang pada kalanya.

Teruntuk kamu yang kemarin dekat dengan sang aku, maaf ya masa kini dan masa depan tak seperti yang kita rencanakan. Aku harap kamu bisa bertahan dan kejar impian yang saat ini sedang kamu perjuangkan. You’re a great person, maaf untuk saat ini aku tidak bisa lagi ada di sampingmu seperti kemarin. Tapi aku tau, kamu disana baik-baik saja dan aku tak perlu khawatir soal itu. Pun dengan aku yang saat ini baik-baik saja disini. Maaf ya, dan seperti yang dulu aku sering bilang. Jangan sampai aku menjadi penghalang untuk impianmu.

***

Anyway, akhir-akhir ini aku kebingungan dengan perasaanku sendiri. Aku merasa jahat dan tak jarang aku merasa kurang sebagai seorang manusia. Di kondisi seperti itu, aku masih saja ingin membahagiakan seseorang yang bahkan belum lama ini aku kenal. Namun jujur saja, rasanya sudah lama sekali aku mengenal orang itu. Mungkin hanya aku, mungkin itu hanya perasaanku saja. Tidak mengapa, aku hanya ingin buat dia bahagia, aku senang. Lagi-lagi, aku bertindak seperti orang bodoh. Pada akhirnya, aku rasa tidak ada lagi yang harus disembunyikan. Semua terpampang jelas di wajah dan kelakuanku, jadi ya kalau kata temanku gaskeun saja.

Setidaknya, aku bisa bebas berekspresi tanpa peduli lagi dianggap seperti orang gila. Aku memang gila, aku memang bodoh, aku memang tidak begitu menarik secara fisik. Namun bukan berarti aku hanya diam soal itu, aku ekspresikan kegilaanku, kebodohanku, dan ke-tidak menarik-an ku (aku tahu itu bukan sebuah kata yang baik tapi ya sudahlah) sehingga aku harap dengan begitu, orang yang membenciku tak perlu lagi memaki dan orang yang memang menerima sang aku tak perlu menghiraukan semua itu.

Aku paham terkadang sulit sekali memahami sang aku, dan entah kenapa bagiku diri ini seringkali berusaha terlalu kuat untuk bisa memahami orang lain. Aku seringkali ingin melihat semua tersenyum atau setidaknya terangkat sedikit beban hidup mereka, namun karenanya aku sendiri sering merasa kelelahan. Untuk kali ini, aku ingin mencoba sedikit egois dengan mengejar yang memang ingin aku kejar, membahagiakan yang memang ingin aku bahagiakan, tanpa harus meminta hal yang sama dan tanpa harus terlalu mendengarkan bisikan orang-orang.

Mianhae, kalau sang aku terasa berlebihan.



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *