Quarter Life Crisis + Pandemi = Jum’at Besok berasa Kiamat

Posted in:

PPKM dimana-mana, katanya sih kebanyakan toko ditutup paksa oleh pemerintah. Aku tidak bisa berkata banyak soal ini, aku sendiri selama sebulan terakhir hanya diam di rumah dan hanya keluar sekali untuk bersepeda ringan. Aku bahkan tidak muncul di lingkaran bermain online yang selama ini aku ikuti dengan antusias, dan anehnya sejauh ini hanya ada satu orang yang menghubungi setelah aku menghilang belakangan ini. Aku tak tahu apakah itu didasari oleh kepedulian atau hanya sekedar rasa penasaran. Apapun itu, aku tetap berterimakasih karena setidaknya ada seseorang yang ingat dan sadar akan keberadaanku.

Aku sedang merasa hidupku dalam beberapa tahun kebelakang terbuang percuma. Tidak ingin menyalahkan apapun tapi kalau boleh, salah satunya karena covid. Aku tau, naif sekali mengkambing-hitamkan keadaan padahal segala sesuatunya tergantung pada keputusan-keputusan yang aku buat dalam hidup. Tapi seperti yang kamu tahu, setiap orang tidak suka disalahkan dan lebih merasa aman dan nyaman ketika menyalahkan apapun selain dirinya sendiri.

Bayanganku dulu, ketika aku diumurku yang sekarang aku seharusnya sudah bisa merekrut teman-temanku untuk bekerja di perusahaan yang aku buat. Nyatanya, tak sepeserpun uang aku hasilkan dalam 4 bulan terakhir ini. Betapa menyedihkan, tapi juga tidak terlalu aneh bila dibandingkan dengan kebanyakan pengusaha yang belum berhasil di usia muda. Iya, ada sejumlah kecil pemuda yang berhasil kaya di usia dini, namun ada juga sejumlah besar lainnya yang justru tidak mencapai apa-apa. Tidak adil rasanya kalau hanya merasa manusia gagal karena aku tidak gagal sendirian.

Aku masih diberi kesempatan untuk bisa menulis ini semua, tidak seperti beberapa orang yang terpaksa mengantarkan makanan untuk hidup sehari-hari (bukan berarti itu sesuatu yang jelek, hanya saja itu sesuatu yang bukan semua orang inginkan sebagai pekerjaan mereka). Jujur saja aku merasa aneh, aku merasa kehilangan diri sendiri dan kata-kata yang kini aku tulis pun berasa asing dan berasa ‘bukan aku’. Aku akui aku masih labil dalam mengekspresikan diri, terkadang aku ingin menjadi orang yang terkesan tenang, terkadang aku ingin terkesan selalu sinis dan making fun of everything. Namun saat ini, aku merasa menjadi manusia yang ‘bukan aku’ dan terlebih lagi ‘tidak begitu berguna’.

Tidak adil rasanya jika hanya aku yang merasa begini. Namun ketika aku melihat jendela dunia, rasa-rasanya semua orang sedang di ambang kehancuran. Aku sendiri tidak akan kaget jika dunia ini akan segera berakhir dalam beberapa tahun kedepan. Pandemi ini hanya Tuhan yang dapat menyelesaikan, manusia hanya bisa mengikuti jalan yang diberikan dan berusaha untuk bertahan.

Ah… aku tahu apa soal kehidupan…



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *